SYEIKH SULAIMAN AR-RASULI, PAHLAWAN MTI CANDUANG

Rabu, 12 November 2014 M – 17 Muharram 1436 H
Penulis: Wiza Novia Rahmi


MTI Canduang – JUSTIC. Syeikh Sulaiman ar-Rasuli adalah pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang. Beliau lahir di Canduang pada tanggal 10 Desember 1871 M .

Di masanya, Syeikh Sulaiman ar-Rasuli lebih dikenal dengan sebutan Inyiak Canduang. Semenjak usia 10 tahun beliau menuntut berbagai ilmu keislaman dari satu surau ke surau lainnya di seputar Minangkabau.

Kemudian beliau melanjutkan pendidikan agama ke Makkah sampai tahun 1907. Setahun setelah itu tepatnya tahun 1908 beliau mengajar di surau ayahnya di Pakan Kamih. Surau itu bernama “Surau Baru”. Pakan Kamih dulunya adalah sebuah pasar rakyat setiap hari Kamis yang terletak di Lubuak Aua – Batu Balantai Kenagarian Canduang Koto Laweh Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Sistem belajar yang dipakai di surau ini ialah berupa Halaqah (duduk berlingkar) ddengan menghafal dan menamatkan satu persatu kitab. Bermacam-macam kitab gundul dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda diajarkan serta dilengkapi rangkuman dan daftar pelajaran yang terjadwal dengan baik. Hal ini sama persis sebagaimana yang pernah beliau pelajari di Makkah dulu. Surau inilah cikal bakal berdirinya Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang.

Pada tahun 1928 M, Halaqah Surau Baru berubah menjadi bentuk klasikal yang menggunakan lokal, meja, bangku, papan tulis dan kapur sebagai media pengajaran dengan lama pendidikan 7 tahun.


Kemudian MTI Canduang terus berkembang dari tahun ke tahun, dan sekarang santri MTI Canduang berjumlah 937 orang dengan 81 orang tenaga pendidik yang terdiri dari pimpinan, guru dan karyawan. | JUSTIC

sumber: Humas MTI Canduang, Sampul Buku Tulis MTI Canduang. Bukittinggi 2013
Justic Media

Situs ini adalah ruang publikasi berita dan informasi dan karya seni santri-santri Pondok Pesantren MTI Canduang, Agam, Sumatera Barat, Indonesia yang dikelola oleh Jurnalis Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang sejak Selasa 07 Agustus 2007

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama