Selasa, 19 Agustus 2014M - 23 Syawal 1435H
Reporter: WIZA NOVIA RAHMI
Dari informasi yang dikumpulkan JUSTIC, hal yang paling berat dipenuhi santri setiap akhir tahun ajaran adalah melunasi LKS (Lembar Kerja Siswa). LKS ini dibeli santri kepada guru bidang studi masing-masing di awal semester. Santri tersebut boleh membayar langsung kepada guru bidang studi atau ke bendahara lokal, dan biasanya diberi tenggang waktu satu atau dua minggu. Namun ketika telah sampai akhir tahun ajaran, kenyataannya masih ada santri yang belum melunasi LKS meskipun guru bidang santri telah berulang-kali meminta kepada bendahara lokal.
Reporter: WIZA NOVIA RAHMI
MTI Canduang - JUSTIC. "Segala sesuatu yang tidak dipenuhi ataupun tidak dilengkapi, maka santri yang bersangkutan tidak bisa menerima raport". Demikian kata wali-wali kelas kepada santri MTI Canduang beberapa hari menjelang penerimaan raport semester dua T.A.2013/2014 yang lalu.
ilustrasi |
Sampai saat ini guru bidang studi Sejarah tingkat Aliyah, Beni Kharisma Arrasuli, S.H.I, LLM yang lebih akrab disapa Beni ini ketika ditemui kru Justic Selasa pagi (19/08) di perpustakaan MTI Canduang mengatakan "Lebih kurang Rp. 550.000 ditutupi dulu, karena bapak yang mengantar LKS sudah menjemput uang LKS tersebut beberapa hari jelang penerimaan raport, sedangkan bendahara salah satu lokal sudah pulang kampung"..
Beni juga menambahkan "Guru memberi kepercayaan penuh kepada siswa, seharusnya kepercayaan tersebut disambut baik oleh siswa apalagi masalah hak dan tanggung jawab, terlebih lagi di sini adalah pesantren dan tingkat aliyah pula. Ini baru masalah LKS, bagaimana nantinya masalah membayar SPP. Banyak orang tua siswa yang datang langsung ke sekolah dalam hal bayar SPP ini" pungkasnya. | JUSTIC